• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • HANYA INGIN MENCINTAIMU (DALAM HATI)

    Minggu, 09 Januari 2011

    “ SIFAAAAAA! Ke HIMA yuk” kata orang yang baru saja datang. Semua orang tak menggubris kedatangannya mereka sibuk dengan urusannya masing – masing ada yang ngurusin rambut yang acak-acakan, ada yang ngerjain tugas, ada yang smsan, dan berbagai kesibukan lainnya. Karena tidak ada jawaban dari dalam, orang tadi kemudian celingak – celinguk mencari orang yang dipanggilnya.

    Tugas Sosiologi dan Antropologi Pendidikan


    Anita Rohmah Siti Fadilah
    09312241016
    SEKOLAH PINTAR MERAPI BEM UNY DI POSKO MEGUWO
    29 November, 2010 - 10:26 by lena  
    poskp merapi-edit.jpg“Siang bermatahari..Malam berbulan bintang, Itu semua patut disuukuri.Nikmat Illahi
    “ Demikian salah satu cuplikan bait lagu yang diajarkan pada anak-anak pengungsi usia PAUD sampai dengan SD yang terletak di Posko GOR Maguwo. Sekolah yang terletak di sisi barat GOR Maguwo,  bernama Sekolah Pintar Merapi dikelola oleh Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta sejumlah 30 relawan dengan didukung para relawan di luar UNY yang peduli pada kebutuhan pendidikan anak-anak pengungsi.
    Pidi Winata, Ketua BEM UNY sekaligus pencetus ide Sekolah Pintar Merapi mengatakan sekolahnya sering dikunjungi para tokoh publik. Seperti pada Kamis siang (25/11) lalu, nampak rombongan Putri Bumi Indonesia serta istri Menteri Koperasi dan UKM, Ingrid Kansil berkunjung ke Sekolah Pintar Merapi untuk membagi paket alat tulis kepada anak-anak pengungsi dan mengajari para ibu-ibu membuat ketrampilan dari strimin. “ Nah, begini bu.. striminnya ditusuk dengan benag dengan pola menyilang, nantinya warna benang disesuaikan dengan warna gambar yang ada di strimin ini ya bu....Apabila ibu-ibu telah memiliki ketrampilan ini kelak dapat dipergunakan untuk bekal yang bisa menghasilkan uang ya Bu...,” Ingrid Kansil, yang juga selebritis sekaligus anggota Dewan menyemangati ibu-ibu pengungsi.
    Selain mengajari para ibu-ibu pengungsi membuat ketrampilan manik-manik menjadi bros dan bunga, serta merajut strimin menjadi hiasan dinding, Ingrid dengan didampingi Bupati Sleman dan para Putri Bumi menanam pohon tepat di halaman Sekolah Pintar Merapi. (ratnae/ls) http://www.uny.ac.id/berita/UNY/sekolah-pintar-merapi-bem-uny-di-posko-meguwo
    komentar:
    Menurut saya, sekolah ini perlu dikembangkan dan diterapkan oleh masyarakat luas khususnya untuk kalangan mahasiswa. Sebagai mahasiswa sudah selayaknya kita membantu para korban. Bantuan bagi mereka dapat berupa bantuan materiil maupun imateriil. Sekolah Pintar Merapi ini merupakan wujud nyata bantuan bagi para korban khususnya anak-anak usia sekolah untuk memberikan hak memperolrh pendidikan mereka. Dari sekolah ini para siswa dapat menyembuhkan trauma mereka terhadap bencana yang mereka alami baru-baru saja. Dengan adanya sekolah ini serta kehadiran kita (mahasiswa) dapat menepiskan sedikit kesedihan mereka.
    Khalayak umum menganggap bahwa mahasiswa bisanya hanya berunjuk rasa dan berorasi. Tetapi, dengan didirikannya sekolah Merapi di tengah-tengah pengungsian ini dapat menepiskan paradigma masyarakat tentang mahasiswa. Sebagai universitas yang menghasilkan tenaga pendidik, sudah selayaknya mahasiswa UNY membantu bencana melalui pendidikan khususnya Sekolah Pintar Merapi.
    Dampak sosiologis yang dialami parapengungsi adalah mereka tidak lagi merasa sendirian karena disekitarnya banyak orang-orang yang memperhatikan dan member bantuan khususnya dengan adanya kunjungan dari artis ataupun para pejabat. Sekolah ini juga telah menjalankan fungsi institusi social pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan bagi para pengungsi atau korban bencana. Dalam hal ini mahasiswa yang terlibat dalam sekolah tersebut telah menjalankan peran sosialnya sebagai mahasiswa.
    Pelatihan-pelatihan yang diajarkan dalam kunjungan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kondisi social mereka setelah mereka kembali ke tumah masing-masing. Dengan begitu mereka tetap bisa mempertahankan status social mereka seperti pada saat sebelum terjadinya bencana.